Booth kreatifitas yang berada di Taman Budaya Yogyakarta dalam serangkaian acara kolaborasi Lingkar Alumni Indie Movie dengan  Jogja NETPAC Asian Film Festival (JAFF) 2014 , selalu diwarnai hal baru. Sehari sebelumnya diisi dengan casting challenge, pada hari ini (3/12/14) , ada Make up challenge dan diisi oleh departement art , crew film Urbanis Apartementus .

Dalam produksi film, makeup menjadi bagian dari departement art yang cenderung dikesampingkan , apalagi dalam film pendek. Dengan alasan, yang di capture dalam film adalah kegiatan-kegiatan nyata dan berada di sekitar kita , sehingga pembuat film ingin terkesan natural . Padahal, pada kenyataanya makeup harus mampu membantu divisi art untuk menghidupkan sebuah karakter di dalam visual.

Menjawab permasalahan dari hampir setiap produksi film alternatif berbudget murah, yakni disisi makeup , Makeup challenge ini memanfaatkan makeup murah dan sangat mudah didapatkan . Tinggal bagaimana cara menggunakannya saja.

Dalam film Urbanis Apartementus, terdapat satu film yang bercerita tentang seorang remaja yang ingin membuat film untuk diikutsertakan festival film, dia membuat film tentang zombie yang diperankan oleh dua zombie. Terdengar sederhana, namun posisi film ini dalam rangkaian cerita Urbanus Apartementus cukup kuat, menjadi benang merah yang manis untuk mengaitkan beberapa film lainnya.

Berdasarkan pengalaman saat produksi, eksperimen demi eksperimen menggelitik team makeup untuk membagi ilmunya dalam sesi Makeup Challenge . Hal ini juga dikarenakan, tutorial-tutorial yang bisa diakses dengan mudah di youtube kebanyakan pembuatnya tidak berasal dari Indonesia sehingga bahan-bahannya susah didapat . Sedangkan tim makeup Urbanis Apartementus bisa mengolah bahan-bahan sederhana yang bisa didapatkan dengan mudah. Dan yang terpenting adalah low budget . itu salah satu point penting dalam produksi film alternatif .

Makeup Challenge, diikuti terbatas oleh sekitar 20 peserta, dari pukul 14.00-16.00 , kegiatan nampak menyenangkan. Saling menyimak apa yang disampaikan pemateri , setelahnya semua turut andil bereksperimen dengan bahan-bahan yang sudah disediakan. Ada yang membuat wajah mengelupas, kulit tangan tergores dan berdarah-darah , bahkan ada yang bereksperimen membuat jari putus.