Beberapa minggu lalu saya diteriakin oleh jukir (juru parkir) di BCA KCP Katamso, Yogyakarta. Saya yang saat itu berencana ke ATM BCA, dan akhirnya membatalkannya setelah sesampainya disana, dikarenakan antrian yang cukup panjang. Ya biasanya, kalau batal parkir itu ya ndak parkir — dimanapun saya begitu. Lha ini saat saya mau keluar gerbang gedung, diteriakin dari belakang dengan nada membentak
“hoiii parkeeerr!”
Saya pun berhenti dan menoleh ke belakang, walaupun loket parkir yang kosong tanpa penjaga itu ada di depan saya — jukirnya lagi ngobrol enak dengan temannya di pinggir gedung. Dia menghampiri saya, dan dengan muka kesel, saya berikan 1000 rupiah dan saya balik bilang ke beliau “wong ra sido kok mbayar (parkir)”. Lha wong, kalau jukir nya baik aja, saya rela kok ngasih 2000 ke orangnya, dan itu biasa saya lakukan di RM Padang di utara kantor BCA tersebut.
Setelah pernah kagol dan mangkel karna jukir di BCA KCP Katamso, Yogyakarta, pada Jumat minggu kemarin (9/11) saya kembali dikecewakan oleh antrian di meja CSO.
Jumat sekitar pukul 2 siang, saya menuju BCA KCP Katamso. Kali ini untuk urusan aktivasi mobile banking dan deposito. Saya mendapat antrian yang diberikan oleh satpam dengan nomor antrian A063, dan saat itu antrian sedang berada pada nomor A056. Sembari menunggu, saya pun ngobrol ngalor ngidul dengan teman di group WhatsApp. Kebetulan, pacar saya yang juga orang BCA bilang, 1 antrian rata rata 30 menit, dan ketika memasuki antrian A062, saya masih santai aja dengan group WhatsApp.
Antara dengar atau tidak, dipanggil-lah nomor antrian A063, dan begitu cepat berganti dengan panggilan antrian nomor A064. Di saat itu lah saya sadar dan berusaha maju ke arah meja CSO. Oke, ini kesalahan saya. Hanya saja, yang saya ingat dengan pasti, nomor antrian A063 ini hanya dipanggil sekali oleh mbak CSO, harusnya jika dipanggil tidak ada respon, panggilan itu di ulang kembali.
Nyamperin lah saya ke satpam, karena beliau yang membantu memberikan antrian. Saya tanya, bagimana dengan nomor antrian saya, eh satpam malah nyalahin saya. Lalu Bapak satpam yang baik itu berjalan menuju Ibu Kabag yang berada diantara mbak mbak CSO, memberikan kertas nomor antrian saya. Jadi, dengan maksud jika setelah ini ada antrian kosong, langsung diberikan kepada saya. Jam menunjukkan sekitar pukul 15.15, dan dengan sabar saya masih menunggu. Eh lha kok tiba tiba aja antrian langsung masuk ke A065. Dan saya mau maju ke meja antrian itu pun sudah terlanjur di datangi oleh nasabah yang bersangkutan.
Saya datangi Ibu Kabag yang cukup baik hati ini, ngomel lah saya. Beliau awalnya cuma bengong, dan ternyata beliau ini engga fokus ketika Bapak Satpam menyampaikan tadi. Dan jengkelnya, sedari tadi, Ibu Kabag ini masih memegang kertas antrian saya dan engga tau maksud dikasih kertas antrian itu apa. Beberapa pembicaraan terakhir setelah si Ibu Kabag ini ngeh dengan masalah apa yang terjadi saat itu :
Saya : “ini gimana, saya sudah antri dan kenapa diserobot yang lain. seharusnya setelah nomor 64, itu saya. saya nomor 63. kenapa malah langsung nomor 65?!”
Kabag : “ya sudah setelah ini kalau ada yang kosong, nanti langsung saja pak. ditunggu saja”
Saya langsung lihat jam, dan tanpa berbicara, saya langsung berbalik arah dan berjalan menuju tangga keluar. Di depan satpam yang berada di dekar tangga keluar, saya bilang “saya tidak jadi deposito disini“, dan di jawab dengan banyak kata maaf oleh beliau. Ya mau gimana lagi, saya sudah mepet waktunya dan ada weekly meeting di kantor pukul 4 sore, dan saya juga sendiri yang mengatur jadwal meeting.
Leave a Reply