Sebagai orang Jogja, saya mungkin cukup heran dengan postingan di social media mengenai beberapa berita yang mungkin negatif tentang Jogja. Mulai dari hashtag atau tagline “Jogja Ora Di Dol”, yang awalnya merupakan bentuk protes tentang pembangunan yang bisa di bilang sangat pesat di Jogja. Mulai dari banyaknya Mall, Hotel dan Apartment yang secara langsung berimbas pada macetnya jalanan di Jogja. Belum selesai perkara hotel, beberapa bulan lalu dan baru baru ini muncul tagline “Jogja Asat” yang sampai dibuat mural di Jembatan Kewek pada 2 Oktober lalu yang konon sekarang sudah dihapus.
Sepertinya ini bentuk protes atas kegelisahan warga kota yang kekeringan air sebagai dampak banyaknya pembangunan Hotel dan Mall di kota Jogja. Pasalnya, banyaknya pembangunan ini membuat air tanah di kota Jogja semakin menurun dan surut.
Lalu belum lama ini, sekitar sebulanan, istilah “Cah Klithih” kembali marak. Cah Klithih ini sebenernya ungkapan buat para anak anak muda yang mungkin masih tergabung dalam genk – genk-an yang suka bikin rusuh jalanan dengan cara membacok pengendara motor ketika malam hari. Konon sih sejak ada beberapa yang ditangkap, isu ini di social media mulai menghilang.
Kemudian, beberapa hari lalu juga muncul tagline “Terima Kasih Jogja“. Ini muncul karena adanya baliho iklan di sekitar Jembatan Kewek, bertuliskan “Terima kasih Jogja. Apartemen dan condotel sold out”. Cukup ironis bagi warga Jogja, yang (maaf) untuk gaji UMR saja masih terbilang kecil, gimana bisa kepikiran membeli apartemen, yang buat KPR aja kemut kemut
Muncul juga hashtag #DanaIstimawut yang merupakan bentuk protes keluarnya rencana pendanaan sejumlah event kebudayaan dan kesenian melalui Danais yang dianggap terlalu besar.
Dan baru saja kehebohan tentang di grebeknya kantor Gameloft oleh polisi yang konon digrebek dengan alasan tempat judi online dan warnet. Padahal Gameloft adalah perusahaan pembuat game yang sudah masuk kelas internasional. Dan konon juga sempat adanya aksi pemukulan oleh petugas polisi terhadap satpam kantor. Belum kelar berita tentang itu di social media, muncul lagi cerita bahwa ada 2 polisi wanita yang masuk ke kantor Gameloft dan langsung menggunakan alat alat fitnes di kantor tersebut yang notabene adalah alat fitnes fasilitas kantor. Yang ada dipikiran saya sih, gimana ya wajah ibu ibu polisi itu setelah tau itu bukan tempat umum x))
Entah masih ada berapa lagi cerita tentang Jogja akhir akhir ini yang membuat beberapa orang berpikir Jogja mulai tidak nyaman. Bagi saya sendiri, Jogja masih nyaman buat saya tinggali, bahkan Jogja terlalu nyaman sebagai kota tempat tinggal. Yogyakarta Berhenti Nyaman? tidak 🙂
Leave a Reply